View mode:
Sort by:

Di rumah Nisa Lontong Cap Go Meh dimakan saat Lebaran, di rumah Lili dimakannya pas Imlek. Kok bisa sih? Lili dan Nisa bingung sekali! Yang dirayakan kan berbeda, kok makanannya bisa sama?

Cap Go Meh jadi perkenalan pertama kami dengan Litara, dan jadi salah satu buku yang selalu senang kami perkenalkan ke teman-teman. Cerita di balik makanan yang dikenal dengan cara yang berbeda, yang jadi pintu masuk yang playful untuk melihat perbedaan dan percampuran budaya.

Cap Go Meh ditulis oleh Sofie Dewayani dan diilustrasikan oleh Eugenia Gina.

Para kodok kehilangan batu yang menjadi panggung mereka bermain musik, menari, dan bernyanyi. Batu itu diambil orang.

Bukan itu saja, anak-anak pun kehilangan batu-batu tempat mereka bermain dan berlompatan. Semua batu di sungai tampaknya akan habis diangkut ke kota. Tepian sungai pernah longsor akibat penambangan batu. Apa yang harus mereka lakukan?

Terinspirasi dari bebatuan di sungai Comal yang mengalir melintasi wilayah Pemalang, Jawa Tengah, kami  suka cara Dari Batu ke Batu mengajak kita melihat keseimbangan lingkungan dengan cara yang sederhana. Batu yang kelihatannya biasa, umum, dan tak bergerak jadi sumber interaksi dengan alam yang memberi kehidupan dan kesenangan.

Dari Batu ke Batu ditulis oleh Ary Nilandari dan diilustrasikan oleh Eugenina Gina.

Showing all 2 results

Shopping cart