5-7 years old

View mode:
Sort by:

Anak lelaki itu sahabatku, ia menyelamatkan hidupku beberapa kali. Waktu ia harus pergi dan tinggal di kota, aku memaksa ikut dengannya. Tetapi sekarang aku ingin pulang…

Penggambaran yang indah lewat kata-kata sederhana dan ilustrasi detail dan penuh permainan warna tentang hubungan manusia, binatang, dan alam, Aku Ingin Pulang meminjam sudut pandang seekor kakatua yang ingin pulang ke rumah alaminya. Di dalamnya kita melihat dunia yang memang bukan hanya tempat manusia hidup. Intipan mata Sang Kakatua menjadi perkenalan konsep hidup berdampingan, menghormati, dan menjaga hubungan yang seimbang dengan makhluk hidup dan alam.

Kakatua yang ada di dalam cerita ini mengambil referensi dari kakatua maluku (Cacatua moluccensis) adalah burung endemik Indonesia, dari wilayah Maluku Selatan, yang merupakan salah satu kakatua putih terbesar. Akibat penangkapan liar dan berkurangnya habitat, kakatua maluku kini dianggap rentan akan kepunahan.

Aku Ingin Pulang ditulis oleh Ary Nilandari dan diilustrasi oleh Lyly Young.

Akulah si penjaga sawah. Aku senang melihat petani bekerja. Aku juga senang melihat padi-padi tumbuh. Hei, ada hewan pengganggu! Maukah kamu membantuku mengusir mereka?

Seru sekali mengikuti perjalanan padi tumbuh sebelum ia menjadi beras yang bisa dimakan! Panjang dan berlapisl-lapis sekali prosesnya! Dari benih padi hingga menjadi beras bisa sampai 100-130 hari. Kami jadi memikirkan betapa kami hanya pernah mengalami nyamannya beras yang sudah siap dicuci dan dimasak dengan mudah.

Melihat dan memahami proses di balik hadirnya sesuatu yang kita konsumsi mengajak kami memahami pentingnya usaha dan tenaga yang sudah diberikan oleh para pembuatnya. Menyadari bahwa tidak ada yang langsung jadi, jadi mari kita menjadi mindful dan menghargai apa yang kita konsumsi, supaya kita tidak menyia-nyiakan sumber daya alam (air, matahari, dsb), waktu, energi, keringat, kepintaran yang sudah diberikan para pembuat/ pencipta untuk menghadirkan suatu barang. Hanya karena kita dengan mudah bisa mendapatkan/ mengonsumsinya, bukan berarti barang-barang itu bisa dengan mudah hadir di sana.

Anna punya sapu spesial yang diberi nama Sapu Pelangi.

Suatu hari, tiba-tiba Sapu Pelangi mogok kerja. Ia tak mau membersihkan Pelangi Abadi. Apa masalahnya ya?

Ayo, kita cari tahu, apa sih rahasianya…, kok Anna bisa kembali membuat Sapu Pelangi bekerja ya?

Lilo dan Mama hendak ke festival kuliner. Namun, mobil Mama mogok. Nala, tetangga Lilo, mengajaknua untuk pergi dengan sepeda. Rupanya, Lilo menemukan begitu banyak hal menarik dengan bersepeda. Apa saja ya?

Jog punya tugas baru.

Tugas itu sulit sekali.

Ah! Jog punya ide!

Jog kini jadi ayam jago utama. Ia punya tanggung jawab baru. Cuma, ada masalah. Tugas itu tak semudah yang ia bayangkan. Tapi, Jog punya ide! Apa idenya? Berhasilkah dia mengerjakan tugasnya?

Bangunkan Mereka, Jog! masuk Jenjang B1 dari Seri Buku Berjenjang terbitan Litara dan Gagas Ceria.

Buku ini disertai panduan bagi guru dan orang tua, serta pertanyaan pemantik yang bisa dipakai setelah membaca buku.

Cari tahu lebih jauh tentang kategori jenjang membaca di artikel ini.

Barani mengajak Uli melihat Solu Bolon, sampan besar di Festival Danau Toba. Mereka harus melewati bermacam hal yang menakutkan. Apa saja yang mereka lihat dan apakah mereka berani melewatinya? Dan apakah akhirnya mereka dapat melihat Solu Bolon?

Cerita ini terinspirasi perjalanan Imelda Naomi mengunjungi Danau Toba, kalimat yang singkat namun begitu tepat ditemani ilustrasi Singgih Cahyo membuat kami begitu menikmatinya. Kami berlama-lama menghabiskan waktu di setiap halamannya. Percakapan Barani dan Uli di tepi Danau Toba membuat kami ingin segera pergi dan melakukan hal yang sama. Di satu halaman kami tenang, di lainnya tegang, tak berapa lama imajinasi kami ikut meliar dengan senang! Kami belajar: pikiranmu bisa membawamu pergi jauh, menghadapi banyak hal, dan temukan teman yang bisa saling memberikan berani di tengah ketakutan.

Bayoi
Browse Wishlist
Rp53,000.00

Bayoi terpisah dari teman-temannya. Apa yang terjadi saat Bayoi mencari jalan pulang?

Bayoi dan teman-temannya pergi berenang ke Sungai Sesayap karena lumut lezatnya. Saat ia terpisah di tengah perjalanan, ia bertemu dengan hal-hal yang tak ia duga.

Cerita ini memberikan sedikit intipan tentang kehidupan tepi sungai Kalimantan Utara lewat perspektif makhluk-makhluk yang hidup di sungai. Hal-hal yang terjadi di dalam air sungguh berbeda.

Ditulis oleh Puji Lestari yang mengajar di SDN Terpadu Unggulan 2 Tana Tidung sebagai guru kelas. Ia mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada tahun 2015 yang ditempuhnya di Universitas Negeri Jakarta.

Diilustrasikan oleh Faza (Fatimah Zahra), seorang ilustrator yang juga suka menulis. Ia mulai mengilustrasikan buku anak sejak usia belasan saat berkuliah di jurusan Desain Grafis Institut Teknologi Bandung. Ia telah mengilustrasi sekitar 100 judul buku anak. Galerinya bisa ditemui di @fazamatahari.

Banyak sekali buah-buahan di hutan Kalimantan. Buah-buah itu terlihat mirip buah-buah di tempat lain. Namun, sebetulnya rasa dan bentuknya berbeda. Yuk, lihat dari dekat bersama Asi!

Makanan dan alam suatu daerah bisa menjadi pintu masuk pertukaran budaya. Kami belajar buah-buahan baru dari buku ini dan membayangkan bagaimana cara konsumsi buah yang berbeda dan perbedaan rasa buah yang dibawa mewarnai keseharian mereka. Ada rasa, warna, atau tekstur yang belum pernah kami ketahui, dan sungguh kami jadi penasaran!

Ditulis oleh Titik Suprapti, ibu dari empat anak yang  mengajar siswa kelas3 SDN 010 Tanjung Selor Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Kegemarannya membaca buku sejak kecil ditularkannya kepada anaknya di rumah dan siswa di kelasnya. Ia ingin anak-anak di Kalimantan Utara mengetahui tentang keragaman hutan di hutan Kalimantan.

Divina Ariadini adalah ilustrator dan desainer grafis lulusan Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi bandung. Divina telah mengilustrasi sejumlah buku anak dan karyanya ditampilkan di Katalog Ilustrator Buku Anak Indonesia untuk Pameran Buku London 2019. Dia suka bereksperimen mencoba berbagai gaya ilustrasi. Dia berharap bisa berkontribusi lebih banyak dalam menyediakan buku berkualitas bagi anak-anak di Asia.

Icum mengejar bola sampai ke hutan. Di sana, dia menemukan buah misterius. Buah apakah itu?

Ada banyak sekali buah yang unik dan belum pernah kita lihat sebelumnya. Kali ini ada buah misterius dari Kalimantan  yang cerita ini perkenalkan. Yuk cari tahu sambil menguak misteri buah ini!

Ditulis oleh Nora Irani seorang guru yang mengajar di SDN 025 Tana Tidung, Kalimantan Utara. Beluay lahir dan tinggal di Malinau sampai lulus SMA. Lulusan S1 PGSD Universtias Borneo ini sangat mencintai profesinya sebagai guru. Namun, beliau tak melupakan hobinya yang lain yaitu berkesenian dan membaca.

Odilia Stevannie adalah seorang ilustrator dan desainer grafis yang tinggal di Jakarta. Diawali dengan kegemarannya menggambar, Odilia kini serius menekuni prodesi sebagai ilustrator. Selain menggambar, hobinya adalah membuat kerajinan tangan dan mengoleksi benda-benda lucu. Karya-karyanya bisa dilihat di @odilia_stevannie.

Di rumah Nisa Lontong Cap Go Meh dimakan saat Lebaran, di rumah Lili dimakannya pas Imlek. Kok bisa sih? Lili dan Nisa bingung sekali! Yang dirayakan kan berbeda, kok makanannya bisa sama?

Cap Go Meh jadi perkenalan pertama kami dengan Litara, dan jadi salah satu buku yang selalu senang kami perkenalkan ke teman-teman. Cerita di balik makanan yang dikenal dengan cara yang berbeda, yang jadi pintu masuk yang playful untuk melihat perbedaan dan percampuran budaya.

Cap Go Meh ditulis oleh Sofie Dewayani dan diilustrasikan oleh Eugenia Gina.

Erin ingin mencoba Siger Perpadun, milik Kak Rani. Gawat, puncak mahkota siger menghilang. Bagaimana bisa? Dag, dig, dug. Apa yang harus Erin lakukan?

Para kodok kehilangan batu yang menjadi panggung mereka bermain musik, menari, dan bernyanyi. Batu itu diambil orang.

Bukan itu saja, anak-anak pun kehilangan batu-batu tempat mereka bermain dan berlompatan. Semua batu di sungai tampaknya akan habis diangkut ke kota. Tepian sungai pernah longsor akibat penambangan batu. Apa yang harus mereka lakukan?

Terinspirasi dari bebatuan di sungai Comal yang mengalir melintasi wilayah Pemalang, Jawa Tengah, kami  suka cara Dari Batu ke Batu mengajak kita melihat keseimbangan lingkungan dengan cara yang sederhana. Batu yang kelihatannya biasa, umum, dan tak bergerak jadi sumber interaksi dengan alam yang memberi kehidupan dan kesenangan.

Dari Batu ke Batu ditulis oleh Ary Nilandari dan diilustrasikan oleh Eugenina Gina.

Showing 1–12 of 80 results

Shopping cart