Para kodok kehilangan batu yang menjadi panggung mereka bermain musik, menari, dan bernyanyi. Batu itu diambil orang.
Bukan itu saja, anak-anak pun kehilangan batu-batu tempat mereka bermain dan berlompatan. Semua batu di sungai tampaknya akan habis diangkut ke kota. Tepian sungai pernah longsor akibat penambangan batu. Apa yang harus mereka lakukan?
Terinspirasi dari bebatuan di sungai Comal yang mengalir melintasi wilayah Pemalang, Jawa Tengah, kami suka cara Dari Batu ke Batu mengajak kita melihat keseimbangan lingkungan dengan cara yang sederhana. Batu yang kelihatannya biasa, umum, dan tak bergerak jadi sumber interaksi dengan alam yang memberi kehidupan dan kesenangan.
Dari Batu ke Batu ditulis oleh Ary Nilandari dan diilustrasikan oleh Eugenina Gina.
Konferensi Musim Sejagat terjadi sepuluh tahun sekali. Pada saat itu, geng Dewa Empat Musim, Dewa Musim Kemarau, dan Dewa Musim Hujan akan duduk melingkar di atas selembar tikar. Mereka berbagi cerita situasi permusiman terkini. Konferensi juga dihadiri oleh dewa-dewa yang dianggap memiliki andil pada kestabilan iklim jagat raya. Ada Dewa Pohon, Dewa Sungai, Dewa Tanah, Dewa Angin, Dewa Pencakar Langit, Dewa Badai, dan masih banyak lagi.
Sementara di langit, para dewa sedang sibuk rapat. Kapten Amerika alias Bagas dan teman-temannya sibuk menjaga ‘perdamaian dunia’ dari atas Pohon Detektif. Pohon itu berwujud pohon talok besar yang tumbuh di bantaran Kali pepe. Petualangan apa yang menunggu mereka di sana?
Di setiap penjuru Bali, terdapat banyak hal duniawi dan magis untuk dijelajahi.
Di satu desa, ada seekor ayam yang rajin bekerja keras setiap hari, sementara di desa lain, ada naga sakti yang bisa terbang. Seekor kalajengking yang suka berbagi menerima kebaikan untuk pertama kalinya, dan penduduk desa yang menyelidiki cara mengalahkan virus cemberut. Dua belas kisah yang mempesona, dengan berbagai hal dimulai dari seorang lelaki tua misterius, persahabatan yang tidak terduga, hingga pertunjukan gasing Ajaib yang luar biasa.
Showing all 8 results