Books written in Bahasa Indonesia

View mode:
Sort by:

Di perpustakaan, dari bayi, ayah, ibu, kakek-nenek, hingga kucing (!) dapat menemukan ruang aman dan nyaman untuk membaca dan berkelana menjelajah dunia. Banyak momen spesial yang ditemukan di perpustakaan seperti mendapatkan kartu perpustakaan pertama, menyimak cerita dan dongeng, berdiskusi di klub buku, dan memilih serta meminjam koleksi buku-buku di perpustakaan. Bisa dibaca di tempat maupun dibawa pulang ke rumah untuk dibaca bersama dengan siapapun.

Mamat membantu kakaknya membersihkan taman kota. Daun kering dibersihkan, lebah-lebah berterbangan. Musuh-musuh pun masih bersembunyi. Menggenggam sapu di tangannya, Mamat siap memburu musuh-musuh. Ikuti petualangan Mamat!

Tempat yang kelihatannya tidak istimewa tetap bisa jadi menyenangkan kalau kita bisa berimajinasi. Bersama Mamat kami bertualang sambil melihat hal-hal kecil di sekitar kami: yang bisa disapa, yang bisa ditelusuri, yang harus dilawan, sambil menjaga bersih dan nyamannya lingkungan kita.

Ada Apa di Situ? ditulis oleh Erna Fitrini dan diilustrasikan oleh Hutami Dwijayanti.

Boti, si botol merah, sudah lama tinggal di dalam toko swalayan. Suatu hari, ia keluar toko dan hanyut di sungai. Akan ke mana Boti?

Mengikuti perjalanan Boti yang ingin keluar dan melihat dunia di luar toko swalayan, ternyata tidak seperti yang diduga. Setelah isinya habis, Boti justru menelusuri sungai dan merasa kebingungan. Ini tak seperti yang ia duga. Tapi ternyata perjalanannya tidak selesai di situ. Menjadi botol kosong ternyata punya cerita yang lain, dan masih bisa menemukan kisah yang baru.

Akan ke Mana Boti? ditulis oleh Watiek Ideo dan diilustrasikan oleh Novita Elisa.

Anak lelaki itu sahabatku, ia menyelamatkan hidupku beberapa kali. Waktu ia harus pergi dan tinggal di kota, aku memaksa ikut dengannya. Tetapi sekarang aku ingin pulang…

Penggambaran yang indah lewat kata-kata sederhana dan ilustrasi detail dan penuh permainan warna tentang hubungan manusia, binatang, dan alam, Aku Ingin Pulang meminjam sudut pandang seekor kakatua yang ingin pulang ke rumah alaminya. Di dalamnya kita melihat dunia yang memang bukan hanya tempat manusia hidup. Intipan mata Sang Kakatua menjadi perkenalan konsep hidup berdampingan, menghormati, dan menjaga hubungan yang seimbang dengan makhluk hidup dan alam.

Kakatua yang ada di dalam cerita ini mengambil referensi dari kakatua maluku (Cacatua moluccensis) adalah burung endemik Indonesia, dari wilayah Maluku Selatan, yang merupakan salah satu kakatua putih terbesar. Akibat penangkapan liar dan berkurangnya habitat, kakatua maluku kini dianggap rentan akan kepunahan.

Aku Ingin Pulang ditulis oleh Ary Nilandari dan diilustrasi oleh Lyly Young.

Tapi warna-warna krayon itu juga mengingatkanku pada sampah-sampah yang berserakan di jalan raya. Sampah-sampah seperti tak pernah hilang di sepanjang jalan, ada saja yang bertebaran.

Aku juga pernah melihat orang yang membuang bungkus makanan dari mobil mereka. Sehingga aku bingung dengan warna apa tangan-tangan mereka yang membuang sampah itu harus aku warnai, aku taku anak merusak warna krayonku.

Akulah si penjaga sawah. Aku senang melihat petani bekerja. Aku juga senang melihat padi-padi tumbuh. Hei, ada hewan pengganggu! Maukah kamu membantuku mengusir mereka?

Seru sekali mengikuti perjalanan padi tumbuh sebelum ia menjadi beras yang bisa dimakan! Panjang dan berlapisl-lapis sekali prosesnya! Dari benih padi hingga menjadi beras bisa sampai 100-130 hari. Kami jadi memikirkan betapa kami hanya pernah mengalami nyamannya beras yang sudah siap dicuci dan dimasak dengan mudah.

Melihat dan memahami proses di balik hadirnya sesuatu yang kita konsumsi mengajak kami memahami pentingnya usaha dan tenaga yang sudah diberikan oleh para pembuatnya. Menyadari bahwa tidak ada yang langsung jadi, jadi mari kita menjadi mindful dan menghargai apa yang kita konsumsi, supaya kita tidak menyia-nyiakan sumber daya alam (air, matahari, dsb), waktu, energi, keringat, kepintaran yang sudah diberikan para pembuat/ pencipta untuk menghadirkan suatu barang. Hanya karena kita dengan mudah bisa mendapatkan/ mengonsumsinya, bukan berarti barang-barang itu bisa dengan mudah hadir di sana.

Tujuan Wuri dan Rano sama: pergi ke pesta ulang tahun Ali. Wuri menawarkan untuk menuntun Rano sepanjang perjalanan. Namun, Rano yakin dia tahu jalan ke sana. Wuri tidak habis pikir, bagaimana Rano bisa tahu jalannya?

Aku Suka Caramu mengajak kita melihat cara Wuri dan Rano yang berbeda menemukan jalan ke rumah Ali. Kami suka sekali Wuri kecil yang penuh energi, Rano yang tenang dan percaya diri, dan eksplorasi cara pandang yang diceritakan dengan warna-warna yang segar, bahasa yang sederhana, tapi penuh rasa.

Aku Suka Caramu ditulis oleh Audelia Agustine, dan diilustrasikan oleh Haikal.

Anna punya sapu spesial yang diberi nama Sapu Pelangi.

Suatu hari, tiba-tiba Sapu Pelangi mogok kerja. Ia tak mau membersihkan Pelangi Abadi. Apa masalahnya ya?

Ayo, kita cari tahu, apa sih rahasianya…, kok Anna bisa kembali membuat Sapu Pelangi bekerja ya?

Lilo dan Mama hendak ke festival kuliner. Namun, mobil Mama mogok. Nala, tetangga Lilo, mengajaknua untuk pergi dengan sepeda. Rupanya, Lilo menemukan begitu banyak hal menarik dengan bersepeda. Apa saja ya?

Jog punya tugas baru.

Tugas itu sulit sekali.

Ah! Jog punya ide!

Jog kini jadi ayam jago utama. Ia punya tanggung jawab baru. Cuma, ada masalah. Tugas itu tak semudah yang ia bayangkan. Tapi, Jog punya ide! Apa idenya? Berhasilkah dia mengerjakan tugasnya?

Bangunkan Mereka, Jog! masuk Jenjang B1 dari Seri Buku Berjenjang terbitan Litara dan Gagas Ceria.

Buku ini disertai panduan bagi guru dan orang tua, serta pertanyaan pemantik yang bisa dipakai setelah membaca buku.

Cari tahu lebih jauh tentang kategori jenjang membaca di artikel ini.

Barani mengajak Uli melihat Solu Bolon, sampan besar di Festival Danau Toba. Mereka harus melewati bermacam hal yang menakutkan. Apa saja yang mereka lihat dan apakah mereka berani melewatinya? Dan apakah akhirnya mereka dapat melihat Solu Bolon?

Cerita ini terinspirasi perjalanan Imelda Naomi mengunjungi Danau Toba, kalimat yang singkat namun begitu tepat ditemani ilustrasi Singgih Cahyo membuat kami begitu menikmatinya. Kami berlama-lama menghabiskan waktu di setiap halamannya. Percakapan Barani dan Uli di tepi Danau Toba membuat kami ingin segera pergi dan melakukan hal yang sama. Di satu halaman kami tenang, di lainnya tegang, tak berapa lama imajinasi kami ikut meliar dengan senang! Kami belajar: pikiranmu bisa membawamu pergi jauh, menghadapi banyak hal, dan temukan teman yang bisa saling memberikan berani di tengah ketakutan.

Bayoi
Browse Wishlist
Rp53,000.00

Bayoi terpisah dari teman-temannya. Apa yang terjadi saat Bayoi mencari jalan pulang?

Bayoi dan teman-temannya pergi berenang ke Sungai Sesayap karena lumut lezatnya. Saat ia terpisah di tengah perjalanan, ia bertemu dengan hal-hal yang tak ia duga.

Cerita ini memberikan sedikit intipan tentang kehidupan tepi sungai Kalimantan Utara lewat perspektif makhluk-makhluk yang hidup di sungai. Hal-hal yang terjadi di dalam air sungguh berbeda.

Ditulis oleh Puji Lestari yang mengajar di SDN Terpadu Unggulan 2 Tana Tidung sebagai guru kelas. Ia mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada tahun 2015 yang ditempuhnya di Universitas Negeri Jakarta.

Diilustrasikan oleh Faza (Fatimah Zahra), seorang ilustrator yang juga suka menulis. Ia mulai mengilustrasikan buku anak sejak usia belasan saat berkuliah di jurusan Desain Grafis Institut Teknologi Bandung. Ia telah mengilustrasi sekitar 100 judul buku anak. Galerinya bisa ditemui di @fazamatahari.

Showing 1–12 of 116 results

Shopping cart