View mode:
Sort by:

Membatik itu kelihatannya membosankan. Lebih asyik bermain di taman.

Tetapi… taman bermain itu ternyata ada di sini. Taman itu tersimpan rapi di dalam lemari.

Membaca ini, kami pun tak mengira akan menemukan taman penuh warna, dengan kupu-kupu yang indah, dan pantai penuh corak! Rasanya seperti berjalan-jalan lewat tarikan lilin dan malam.

Taman Bermain dalam Lemari ditulis oleh Sofie Dewayani dan diilustrasikan oleh EorG.

Epi ingin bermain bersama tetangga barunya. Namanya Fatima dan dia berasal dari Negara Afghanistan. Bagaimana caranya, ya? Bahasa mereka kan berbeda!

Kata-kata, ilustrasi, dan tata letak berperan besar dalam menceritakan kisah Epi dan Fatima, teman barunya. Mereka ada di waktu dan tempat yang sama, tapi pengalaman yang menjadikan mereka begitu berbeda. Kita diajak melihat konflik dan trauma, serta dampaknya bagi anak-anak lewat kacamata mereka. Fatima, mewakili banyak anak yang tidak dapat menyelesaikan sekolah dan kehidupan sebagai anak-anak karena keluarga mereka terus berpindah. Mereka harus mengungsi ke negara-negara yang lebih aman. Banyak yang terdampar di Indonesia.

Teman Baru Epi membantu kami dan teman-teman kecil memperkenalkan situasi yang tidak ideal dan tidak adil, dengan cara yang tetap hangat dan tidak menggurui. Saat membacakan ini, kami yakin, dan sejujurnya berharap, ada pertanyaan-pertanyaan besar yang datang dari teman-teman kecil. Kami harap ada obrolan dengan teman-teman kecil, setelah cerita selesai sehingga Epi dan Fatima bisa membuka ruang untuk tumbuh dalam empati dan, siapa tahu, menginspirasi sesuatu.

United Nations Indonesia memilih Teman Baru Epi sebagai salah satu buku yang masuk shortlist Klub Buku SDG di tahun 2020.

Asyik, ada kegiatan berbagi cerita dan makanan di kelas Tora selama satu minggu! Tora berbagi tentang tempe. Kata teman-teman, mana ada tempe yang enak? Tora pun tak pantang menyerah, ia berkeasi dengan sajian tempe istimewa. Akankah teman-teman menyukainya?

Ilo suka sekali semua hal yang bisa terbang. Bersama teman-temannya, Ilo pun mencari cara untuk terbang. Apa mereka akan berhasil mencari caranya untuk terbang?

Amir membantu Bapak menangkap ikan di laut. Kesukaannya udang papai. Tapi lama sekali menunggu udang papai dijemur. Amir sudah lapar sekali. Bagaimana caranya agar cepat ya?

Amir hebat sekali ya! Dia berani ikut melaut dan menangkap udang papai kesukaannya. Apa teman-teman tahu apa itu udang papai? Membaca cerita udang papai ini membuat kami jadi ingin berkunjung dan ikut mencicipinya! Bagaimana ya rasanya?

Ditulis oleh Siti Nasriah, yang mengajar siswa kelas dua di SDN 002 Tanjung Palas Timur sejak tahun 2005. Terinspirasi makanan kesukaan di tanah kelahirannya, Tanah Kuning, cerita udang papai menceritakan kehidupan tepi laut dan kuliner khas yang ada di Tanah Kuning, tanah kelahiran sang penulis. Menurutnya udang papai yang enak dan gurih biasa dinikmati dengan sambal dan belimbing tunjuk atau belimbing sayur. Nyam!

Ditulis oleh Siti Nasriah. Diilustrasikan oleh Husna Aghniya & Al Nurul Gheulia

Jumlah halaman: 16 halaman

Hujan turun terus dan Kira mulai bosan. Kan jadi tidak banyak yang bisa dilakukan.

Jadi waktu Ana dan Ilo mengajaknya keluar di waktu hujan, Kira pun penasaran dengan satu pertanyaan: “Apa mungkin ada banyak cerita waktu hujan turun?”

Waktu Hujan Turun adalah kisah seorang anak perempuan bernama Kira dan petualangannya bersama teman-temannya saat hujan sedang turun. Mereka keluar dan bertemu dunia yang berbeda di saat hujan sedang turun. Kira bertemu teman-teman baru, melihat kota yang terlihat berbeda di waktu hujan, dan belajar tentang kilat (dan bahayanya), dan akhirnya menemukan kehangatan di akhir hari.

Sebuah kisah eksplorasi dan menemukan perspektif baru dalam keseharian kita. Kisah ini melihat hujan sebagai metafora tentang hal-hal yang tak menyenangkan namun menyimpan petualangan, kesenangan, dan keindahan di baliknya.

Umbu melihat tiga babi hutan mengendap-endap di ladang jagung miliknya. Umbu segera menghalau mereka pergi. Namun, ada batu aneh milik babi hutan yang terjatuh. Batu itu terus-menerus mengeluarkan air. Kalau begini, lama-lkelamaan ladang Umbu bisa tenggelam. Apa yang harus Umbu lakukan?

When It Rains
Browse Wishlist
Rp205,000.00

Kira always feels gloomy when it rains. She can’t read outside, can’t play in the park, and has to wear all her thickest clothes.

But one day her friends Ana and Ilo ask her to join them on an adventure outside during another downpour. Kira discovers the joy of all the things that happen outside when it rains – from the new friends she makes, to the umbrellas on the streets, to the thrill of lightning, and finally, the warmth found at the end of each rainfall.

With her delightful artwork and enchanting words, Rassi Narika spins a story of hope and discovery that will brighten even the rainiest of days.

When It Rains was originally written in Indonesian and published by Seumpama with the title, Waktu Hujan Turun. 

 

Woli si benang merah ingin sekali berpergian ke berbagai tempat seperti temannya, Pus si Kucing. Akan tetapi, setiap kali dia berusaha meninggalkan rumah, usahanya selalu gagal. Akankah Woli bisa melihat dunia seperti temannya, Pus?

Keinginan untuk pergi dan bertualang yang Woli miliki terasa dekat dengan kami secara pribadi. Perspektif Woli si benang wol dan keinginannya untuk melihat dunia memberikan kami perspektif baru tentang apa itu meraih mimpi dan keinginan, serta berbagai cara yang ada untuk mewujudkannya.

Woli ingin Melihat Dunia ditulis oleh Arleen A. dan diilustrasikan oleh Farina Rose.

Showing 73–81 of 81 results

Shopping cart